Waspada Modus Penipuan Mengatasnamakan Salahsatu Pejabat di Kendal
bumiayu.desa.id Penipuan secara online sering kita temukan di media sosial. Hal yang paling umum adalah adanya fake account atau akun palsu. Masih banyak orang yang sering kali tertipu oleh akun-akun palsu yang tidak bertanggung jawab.
Untuk kesekian kalinya Call Center Pemdes Bumiayu menerima Telepon dari 2 nomor tidak dikenal,awalnya via telepon seluler kemudian via whatsapp. Seperti biasa untuk Nomor tidak dikenal atau tidak memperkenalkan diri,Admin yang juga Sekretaris Desa Bumiayu Dwi Santoso tidak mengangkat telepon. Selang 5 menit nomor tidak dikenal tersebut mengucap salam dan mengaku sebagai Inspekur Kendal Bp. Sugeng P. Akhirnya Admin telepon balik dan nomor tersebut menyampaikan pesan agar kepala desa bumiayu untuk telepon balik ke nomor tersebut terkait dengan LHP inspektorat yang akan dinaikkan ke tahap penyidikan.
Admin mulai curiga,karena untuk audit dari Inspektorat sudah final di tahun 2020. Kepala Desa Bumiayu Moh Johan melalui sambungan telepon Whatsapp menghubungi nomor tersebut,dan benar saja Bumiayu katanya salahsatu desa dari 11 desa yang sedang diperiksa dan ada temuan BPK sehingga akan dilanjutkan penyidikan ke kejaksaan terkait dana penanganan covid 19, dan untuk mengatasinya ,desa agar melakukan transfer dan sejumlah Rp. 25.000.000 Ke Rekening staffnya.
Moh Johan pun segera berkoordinasi dengan Kecamatan Weleri tentang kebenaran nomor tersebut,ternyata saat itu Inspektur kendal Bapak Sugeng Prayitno bersama Camat Weleri Marwoto sedang meninjau lokasi perumahan yang ada di Desa Penyangkringan. Sehingga bisa dipastikan,ini adalah penipuan.
Dari kejadian ini, kita wajib selalu waspada,hati-hati dan kroscek terlebih dahulu, serta ada hal hal yang perlu kita ketahui bersama tentang Modus Penipuan di Media Sosial Selain mengenali akun-akun palsu di media sosial,Anda juga perlu mengetahui modus yang sering dilakukan oleh penipu di media sosial. Berikut di antaranya:
1. Mengirim Direct Message (DM)
Akun palsu biasanya akan mengirimkan Direct Message (DM) untuk menawarkan layanan.
2. Memberikan nomor WhatsApp
Mereka kemudian akan memberikan nomor WhatsApp dan memberikan solusi untuk kendala yang dihadapi pengguna.
3. Meminta data rahasia
Mereka meminta data rahasia dengan alasan untuk validasi data. Informasi yang diminta biasanya berupa:Kode OTP,Password,PIN transaksi
4. Meminta mengirimkan sejumlah uang
Pelaku juga biasa meminta pengguna untuk mentransfer sejumlah uang dengan berbagai alasan.
Sebagai informasi Modus ini ternyata juga serentak di beberapa desa tersebar di beberapa kecamatan juga.
*
*Share :