Bumiayu, 23 Juni 2025 – Pemerintah Desa Bumiayu bersama Rumah Desa Sehat (RDS) terus menunjukkan komitmen nyata dalam menanggulangi masalah stunting secara terstruktur dan berkelanjutan. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) RDS Triwulan I Tahun 2025, yang digelar pada hari Senin, 23 Juni 2025, bertempat di Graha Bumiayu.
Kegiatan koordinasi ini menjadi forum strategis untuk melakukan evaluasi terhadap program-program kesehatan masyarakat, khususnya penurunan angka stunting, yang telah dijalankan sepanjang periode Januari hingga Maret 2025.
Rakor dipimpin langsung oleh Ketua Rumah Desa Sehat, Retno Madu Murti, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bumiayu. Dalam pemaparannya, Retno menyampaikan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan pertama tahun ini, antara lain:
Pelaksanaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) lokal berbasis menu gizi seimbang untuk ibu hamil dan balita berisiko,
Kelas ibu hamil dan balita yang rutin dilaksanakan di Posyandu masing-masing dusun,
Edukasi pola asuh anak dan gizi keluarga melalui kader PKK dan kesehatan,
Kolaborasi lintas sektor untuk mendukung PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta penyediaan sarana sanitasi dasar,
Penguatan peran kader pembangunan manusia (KPM) dalam mendampingi keluarga berisiko stunting.
Retno juga menegaskan pentingnya konsistensi dan keseriusan seluruh elemen masyarakat dan kelembagaan desa untuk terus menjaga keberlanjutan program dan meningkatkan capaian hasil.
Selanjutnya, Septi Ayuningtyas, selaku Sekretaris RDS sekaligus KPM Desa Bumiayu, menyampaikan laporan data stunting berbasis aplikasi e-HDW (Elektronik Human Development Worker) untuk periode Triwulan I Tahun 2025. Data tersebut mencakup jumlah balita stunting, balita wasting, ibu hamil KEK, serta wilayah RT/Dusun yang memiliki tingkat risiko tertinggi.
“Melalui pemutakhiran data secara berkala di aplikasi e-HDW, kita bisa memantau perkembangan intervensi yang sudah dilakukan. Ini membantu desa dalam menyusun prioritas dan menentukan jenis intervensi yang paling dibutuhkan,” jelas Septi.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Bumiayu, Ibu Istaroh, menyampaikan apresiasi tinggi atas kerja keras RDS, TP PKK, para kader, dan seluruh pihak yang terlibat. Ia menekankan pentingnya sinergi antar sektor serta penggunaan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
“Desa tidak bisa bekerja sendiri. Program penurunan stunting membutuhkan kerja sama semua pihak, dari kader di lapangan hingga pengambil kebijakan. Kita harus pastikan bahwa setiap langkah program ini tepat sasaran dan memberi dampak nyata,” ujar beliau.
Rakor ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk ditindaklanjuti pada triwulan berikutnya, seperti peningkatan kualitas menu PMT lokal, pelatihan tambahan bagi kader, dan penyusunan mekanisme pengawasan berkelanjutan terhadap keluarga sasaran.
Dengan semangat kolaboratif dan berbasis data, Pemerintah Desa Bumiayu optimis target penurunan stunting secara bertahap dapat tercapai. Desa Bumiayu terus melangkah maju sebagai desa yang peduli, tanggap, dan berkomitmen terhadap kualitas hidup generasi masa depan. (DWI)
Share :