BUMIAYU – Kasus penyakit campak di Indonesia kembali meningkat tajam pada tahun 2025. Data resmi Kementerian Kesehatan mencatat hingga bulan Agustus telah ada lebih dari 3.400 kasus campak terkonfirmasi dari puluhan ribu laporan suspek. Bahkan sebanyak 46 wilayah di Indonesia telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Kondisi ini membuat masyarakat, termasuk warga Desa Bumiayu, perlu meningkatkan kewaspadaan agar penularan penyakit ini tidak meluas.
Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Morbillivirus. Satu penderita bisa menularkan penyakit ini kepada 12 hingga 18 orang lain yang belum memiliki kekebalan tubuh. Virus campak bahkan dapat bertahan di udara hingga dua jam setelah penderita meninggalkan ruangan. Hal ini menunjukkan betapa mudah dan cepatnya penyakit ini menyebar jika tidak dicegah dengan baik.
Gejala awal campak sering kali mirip flu, seperti demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah. Beberapa hari kemudian muncul ruam kemerahan pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, campak dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti pneumonia, diare berat, infeksi telinga, hingga radang otak. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala campak sejak dini dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan.
Peningkatan kasus campak di Indonesia salah satunya dipicu oleh menurunnya cakupan imunisasi dalam beberapa tahun terakhir. Vaksin campak atau MR (Measles-Rubella) seharusnya diberikan pada anak usia 9 bulan untuk dosis pertama dan usia 18 bulan untuk dosis kedua. Namun, angka cakupan vaksinasi mengalami penurunan, sehingga banyak anak tidak memiliki kekebalan tubuh yang memadai terhadap penyakit ini.
Untuk mengatasi lonjakan kasus, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program Outbreak Response Immunization (ORI) di berbagai daerah. Program ini berupa vaksinasi massal terhadap anak-anak usia balita hingga sekolah dasar, khususnya di wilayah yang dinyatakan rawan atau terjadi KLB. Langkah cepat ini diharapkan mampu menghentikan rantai penularan dan mencegah kematian akibat campak.
Selain vaksinasi, masyarakat juga diminta berperan aktif menjaga kesehatan keluarga. Anak-anak harus diberi asupan gizi yang cukup, vitamin A sesuai jadwal, dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jika ada anggota keluarga yang sakit, sebaiknya diisolasi di rumah dan tidak berinteraksi dengan orang lain untuk mencegah penularan.
Di tingkat desa, pemerintah bersama kader kesehatan dan Posyandu akan terus berkoordinasi untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya imunisasi. Warga Desa Bumiayu diimbau agar tidak ragu membawa anak-anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk memastikan imunisasi sudah lengkap. Dengan cara ini, risiko penyebaran campak di desa bisa ditekan seminimal mungkin.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mari bersama-sama melindungi generasi penerus Desa Bumiayu dari ancaman penyakit campak dengan memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi lengkap, menjaga kesehatan keluarga, serta segera mencari pertolongan medis jika muncul gejala mencurigakan. Dengan kebersamaan dan kepedulian, Desa Bumiayu dapat terbebas dari ancaman campak di tahun 2025.
(DWI)
Share :